akatsuki
OF8000Pasar bus di negeri ini dinilai masih sangat menjanjikan. Tak kurang dari Mercedes pun bertekad menjadikan Indonesia sebagai basis bagi industri busnya untuk menguasai pasar Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Tren penjualan kendaraan bermotor di negeri ini selama 2008 menunjukkan grafik yang menanjak. Lihat saja data terkini Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Sampai Januari lalu, total penjualannya mencapai lebih dari 41 ribu unit, kemudian meningkat menjadi 60.300 unit pada Juli silam.

Peningkatan penjualan hampir dialami oleh seluruh jenis kendaraan, tak terkecuali bus. Hingga Juli lalu, penjualan bus sudah mencapai 1.876 unit, naik ketimbang periode yang sama pada tahun lalu yang 1.700. Diramalkan, tren ke depannya masih terus meningkat. Pasalnya, banyak perusahaan otobus (PO), notabene pasar paling potensial, mulai gencar meremajakan armadanya.

1518Peluang nan menggiurkan itu, sudah barang tentu tak disia-siakan kalangan pemegang merek. Lihat saja sepak terjang PT Mercedes Benz Indonesia. Jauh sebelum ini, pemegang merek asal Jerman itu tergolong gencar melakukan pendekatan dengan sejumlah pengelola PO.

Hasilnya tergolong lumayan, ada sejumlah PO yang berminat menjadi mitra-usahanya. Di antaranya PO Nusantara (Kudus), Safari Dharma, dan Damri. Strategi dagang nan efektif, setidaknya demi menjaga volume penjualan. Misalnya saja pesanan dari PO Nusantara yang sudah direalisasikan pada Agustus lalu, jumlahnya tak tanggung-tanggung, yakni sebanyak 100 bus tipe OH 1525 (bobot 10 ton) yang harga per unitnya Rp 527 juta. Jumlah pesanan yang tak kalah banyaknya juga dilayangkan PO Safari Dharma dan Damri, masing-masing 50 unit.

Banyaknya perusahaan angkutan umum yang melakukan program peremajaan, menurut Rudi Borgenheimer, CEO Mercedes-Benz Indonesia, otomatis mendorong kalangan produsen jadi lebih bergairah. "Saat ini kami bahkan kewalahan memenuhi permintaan," ujarnya.

Rudi bisa jadi tak salah. Bisa dibilang, Mercedes sudah kesohor sebagai merek berkelas yang telah teruji kualitasnya. Nyatanya pula, merek ini digandrungi banyak peminatnya. Dari total permintaan rata-rata 1.200 unit per tahun, 700 di antaranya adalah pesanan yang dilayangkan untuk Mercedes. Hanya saja, dari skala kebutuhan sebesar itu, "Yang baru bisa kami layani sebanyak 450 unit," tambah Rudi. Bus yang dipasarkannya dari jenis luxury bus.
Dengan skala penjualan sebesar itu, kontribusinya terhadap total penjualan Mercedes-Benz Indonesia cukup lumayan, yakni mencapai 20 persen. Selama tahun lalu saja, perusahaan ini mampu menjual 2.167 passenger vehicle (mobil). Dengan penjualan sebanyak itu Mercedes berhasil menguasai 70 persen pangsa pasar mobil mewah di negeri ini.

Nah, seiring dengan tren permintaan bus yang terus meningkat, kata Rudi, mulai tahun ini pihaknya akan mendongkrak stok bus lebih banyak lagi. Dengan kiat ini, targetnya, Mercedes bisa mendongkrak pangsa pasar di jalur bus menjadi 50 persen, atau setidaknya bisa menjual sebanyak 600 unit.

HinoHanya saja, untuk memenuhi target setinggi itu, bukanlah perkara mudah. Itu, bila mengingat iklim persaingan di jalur ini tergolong cukup ketat. Pasalnya, banyak pemegang merek lainnya yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Terutama perlawanan dari Hino. Produk bus dari Indomobil Group ini, sampai saat ini masih bertahan sebagai penguasa pasar. Omzetnya mencapai 45 persen dari total penjualan bus per tahun. Sementara Mercedes menempati urutan kedua dengan pangsa sebesar 40 persen.

Yang tak kalah menariknya adalah persaingan di kalangan merek kebanyakan, ternyata Hyundai berhasil mengungguli merek-merek lain yang sebenarnya sudah lebih dikenal oleh pasar di sini, seperti Nissan, Dyna (Toyota), Mitsubishi, atau Volvo. Produk bus asal Korea itu kini menduduki peringkat ketiga dengan pangsa sebesar 5 persen.

Kendati persaingannya tergolong ketat, tapi itu tak menyurutkan ambisi Mercedes untuk menyodok ke puncak. Untuk itu, manajemen Mercedes Benz Indonesia telah menyiapkan sejumlah jurus ampuh. Salah satunya yang tergolong spektakuler, mereka tengah berancang-ancang mendirikan industri perakitan di sini. Dengan rencananya ini, diperkirakan akan menyedot investasi sebesar 10 juta euro, Mercedes bertekad menjadikan Indonesia sebagai basis bagi industri busnya, yang pemasarannya meliputi kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, serta Afrika.

Ada sejumlah pertimbangan yang memotivasinya. Selain sudah berpengalaman berinvestasi di sini, juga mengingat potensi yang dimiliki negeri ini, yakni pasar dengan skala yang begitu menggiurkan. Sebagai negeri dengan populasi penduduk sangat besar dan wilayah sangat luas, Indonesia patut digolongkan sebagai pasar bermasa depan sangat cerah bagi industri kendaraan berpenumpang seperti bus. Jika memang begitu, mengapa tidak segera direalisasikan.
0 Responses

Posting Komentar